My Ekspression

My Ekspression
Talk Less Do More

Selasa, 12 Mei 2009

45 Siswa SMP Siap Go International

45 Siswa SMP Siap Go International
Bandung, Warta Kota
Sebanyak 45 siswa sekolah menengah pertama (SMP) dari 17 provinsi di Indonesia mengikuti pelatihan matematika dan sains di Institut Teknologi Bandung (ITB) selama sebulan. Pelatihan ini untuk mempersiapkan siswa berkompetisi di tingkat internasional dalam bidang matematika dan sains.
Dari 45 peserta pelatihan itu, hanya enam siswa yang akan dikirim mengikuti International Junior Science Olympiad (IJSO) ke-6 di Azerbaijan dan empat siswa untuk mengikuti Invitational World Youth Mathematics Intercity Competition (IWYMIC) di Durban, Afrika Selatan, pada akhir 2009.
"Siswa yang lolos pada tahap training ini akan mengikuti training berikutnya," ucap Kepala Subdit Kesiswaan Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Supriano, pada pembukaan pelatihan matematika dan sains, di Bandung, Sabtu (26/4).
Dia menjelaskan, 45 siswa ini dipilih dari 1.452 siswa dengan mengikuti seleksi kemampuan dasar dan psikotes. Para pelajar itu memiliki nilai mata pelajaran matematika, fisika, biologi, minimal 9. Selain itu, usia mereka pada Desember 2009 maksimal 16 tahun.
Peserta pelatihan ini berasal dari 17 provinsi, yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Gorontalo, NTB, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Supriano mengatakan, persebaran asal peserta pelatihan cenderung merata, termasuk dari Indonesia timur. Pada tahun pertama dan kedua penyelenggaraan pelatihan sebagian besar masih didominasi Pulau Jawa. "Siswa yang berpotensi dan berprestasi ini bisa memicu meningkatkan prestasi siswa lain," ucapnya.
Menurut Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, Suyanto, pelatihan matematika dan sains yang dibimbing oleh PT Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) ITB ini bukan melulu melatih kemampuan sains. PT LAPI juga melatih mental siswa agar tidak pantang menyerah dan memiliki sikap berkompetisi.
Pelajar juga dilatih berkomunikasi, percaya diri, berinisiatif dan kreatif. "Peserta juga dilatih berekspresi, tersenyum. Mereka ini lebih susah berekspresi dibandingkan mengerjakan soal matematika dan fisika. Tapi, tidak akan ada gunanya, jika kepandaiannya tidak bisa dikomunikasikan ke orang lain," tuturnya.
Indonesia dua kali menjadi tuan rumah IJSO secara berturut-turut, yaitu tahun 2004 dan 2005. Pada kejuaraan itu pelajar dari Indonesia meraih juara umum dan absolute winner.
http://www.wartakota.co.id/read/pendidikan/3424
Pada tanggal 11 Mei 2009, pukul 17.43

0 komentar: